Friday, July 14, 2006

Interview Berbuntut Masuk Angin

Bismillahirrahmanirrahiim...

Judul yang membingungkan, bukan? Namun begitulah adanya. Interview yang berbuntut masuk angin dan meriang memang terjadi padaku pada hari Senin (10 Juli 2006) yang lalu. Pada surat panggilan interview, aku diharapkan hadir jam 09.30 di suatu ruang.

Jam 09.20.. Aku nyampe tempat tersebut. Aku melihat sudah ada 2 orang yang datang sebelum aku. Kupikir mereka itu pelamar juga seperti aku. Berarti aku giliran ke-3.

Jam 09.30.. 5 orang pelamar telah hadir.

Jam 09.55.. Seorang Ibu memberitahukan bahwa petinggi sedang menerima tamu. Harap maklum.

Jam 10.30.. Bapak2 giliran pertama masuk ke ruangan... selama sekitar 20 menit.

Aku mendapat giliran keempat karena menukar giliran dengan seorang ibu dengan urutan ke-4. Setelah Ibu di urutan ke-2 keluar dari ruangan, seorang Ibu meminta Bapak *** untuk diwawancara dahulu karena Bapak *** sudah mau pulang. Jadilah aku mendapat giliran ke-5... Giliran ke-5, sodara-sodara.... Tahukah kalian bahwa lobi tempat pelamar menunggu itu dingiiiiiinn sekali....??

Dan... sekitar jam 12.20... aku baru mendapat giliran interview... fiiiiuuhhh.. akhirnya!! Setelah sabar menunggu selama lebih kurang 3 jam.... aku akhirnya masuk juga ke ruangan yang ternyata lebih dingin dari lobi tempat kumenunggu... Brr... dingin + tegang...

Jam 12.50.. Aku selesai diinterview.. Belum sholat dzuhur, belum makan, dan kedinginan....

Lalu, aku sholat dzuhur di Masjid, trus makan siang di suatu resto yang ternyata mahal (terlanjur masuk!!), trus pulang ke rumah....

Malamnya... badanku meriang dan masuk angin... Minum obat dan tidur sampai pagi ternyata belum cukup mengobati sakitku karena besok siangnya aku masih lemas dan meriang.

Begitulah ceritanya mengapa interview berbuntut masuk angin... Yang aku sesalkan, mengapa kami dipanggil pada jam yang sama (di surat panggilan jam 09.30). Seharusnya, jika memang interview kami bersifat sekuensial, jam di surat panggilan kami dibedakan, sehingga yang mendapat giliran terakhir (seperti aku!) tidak menunggu terlalu lama.

Semoga kejadian ini membawa hikmah untuk kita semua. Hikmah untukku adalah bawalah jaket dan makanan kecil kemanapun aku pergi. Hehehehe...

No comments: